Wednesday, October 24, 2012

nothing else matters


So close, no matter how far
Couldn't be much more from the heart
Forever trusting who we are
and nothing else matters

Never opened myself this way
Life is ours, we live it our way
All these words I don't just say
and nothing else matters

Trust I seek and I find in you
Every day for us something new
Open mind for a different view
and nothing else matters

Never cared for what they do
Never cared for what they know
But I know

Never cared for what they say
Never cared for games they play
Never cared for what they do
Never cared for what they know

and I know ...



- lagu cinta yang nggak ada kata - kata 'cinta' nya
- yang saya  pelajari gitarnya dan nggak akan pernah bisa sempurna memainkannya (walaupun hanya di part   intro)
- yang saya suka kebalik - balik liriknya
- yang saya pake buat praktek nyanyi bahasa inggris kelas 2 esema, dan dapet highest score seangkatan *congkak
- yang..yang..yang...palalu peyang... *isssh

prestasi




Saya ngerokok udah sejak awal - awal kuliah. Sebabnya, patah hatik dan salah gaul. hehe Alesannya oppoh banget yah. Nggak sih, ya mungkin waktu itu saya mulai ngerokok tanpa sebab tertentu, atau bahkan karena beberapa sebab yang bersatu padu menjadi satu *?*

Yah intinya saya merokok, sampai sekarang.Bisa berhenti? Bisa! Pengen berhenti? Pengen! Kenapa nggak berhenti? Belom pengen banget, hihi...

Cerita tentang saya merokok inilah yang akhirnya membuahkan prestasi yang baru saya raih beberapa hari lalu. Apatuh? Saya - ngerokok - di - depan - mama - saya. How could i say it as prestasi? 

Mama saya memang metal, tapi dia adalah wanita yang sangat baik - baik. Dari dulu, saya warnain rambut nggak masalah, saya tindik kuping berentet, tindik idung, tindik bibir, dll, doi asik - asik aja. Tapi mama nggak suka sama orang ngerokok. Apalagi cewek. 

Hal itulah yang bikin saya mati - matian berusaha buat ngumpet dari mama saya soal rokok. Walaupun sebenernya udah pernah beberapa kali saya busted nyimpen rokok di tas ataupun jaket. Pas ditanyain jawaban saya adaaaaaaaaaaaa aja buat boong.

"itu rokok temen band aku ma, tadi titip terus kebawa :D "

Itu jawaban yang paling sering keluar. Belom lagi kalo mama cium - cium saya pas bau rokok, makin gencar saya mbulet cari alesan. 

I always wanted to tell mum about this, soalnya nggak enak juga umpet - umpetan terus. Dalem hati 'saya pasti bakal ngomong, tapi entah kapan, dan nggak tau gimana caranya, daaaan nggak ngerti deh apa yang bakal terjadi'.

Until once, beberapa bulan yang lalu, saya keceplosan ngaku saya ngerokok. Ceritanya saya, ade saya, sama mama lagi tidur - tiduran di ruang tipi. Saya udah teler tuh, ngantuuuk buanget, bahkan udah setengah tidur ketika tiba - tiba ada suara bertanya..

"di rumah kamu banyak asbak, masih banyak puntung rokoknya, yang ngerokok siapa?"

dengan keadaan teler yang membabi buta, saya : "aku ma..."

......

MATIK!!!!! WHAT DID I DO???

Yah, karena uda terlanjur, apa boleh buat, saya pasrah. Untungnya nih, untungnyaaaa si mama nggak bereaksi berlebihan (jantungan, histeris, nangis darah, koprol sambil bilang wow, dll). Doi cuma bilang "jangan kebanyakan deh, nggak baik untuk kesehatan.". Fyuuuuuh....... *elus dada, lega

Walaupun tragedi ngaku karena teler itu berjalan mulus, bukan berarti setelah itu saya langsung enak - enakan ngebul di depan mama saya. Kalo mau ngerokok, saya melipir dulu, masi nggak enak kalo mama liat. 

Dan beberapa hari lalu itu (yang mana saya bilang itu adalah prestasi), ceritanya saya sama mama lagi rumpik seruk di ruang tipi. Then I challenged myself : rumpik kayaknya lebih seru kalo sambil ngerokok (lagian uda berjam - jam saya nggak ngrokok). Then finally I took my ciggarette pack, sat on kitchen seat, lighted the fire, buuuuuuuuuuuuuullllllllll ! 

...


.....


*menunggu reaksi mama, mengawasi setiap gerakan matanya*



...



No overreaction!!! 

Fyuhhhh.....

Mama looked 'normal' dan teteup rumpik dengan berkibar - kibar. Dan itu prestasi buat saya. Dan itu sungguh istimewa buat saya. Bahkan sampai sekarang saya masih mengagumi moment itu. 

Saya merasa senang, sekaligus menang. Senang karena tidak ada lagi yang perlu saya tutup - tutupi dari wanita yang sungguh saya cintai itu, dan menang karena sudah mengalahkan rasa takut saya untuk berkata yang sebenarnya. 


I love you both

Mom, and Marlboro Black Menthol
*dirajam*

Sunday, October 21, 2012

bertingkah terlalu antusias itu, terkadang membuat saya terlihat bodoh...
karena (terkadang lagi) orang - orang di sekitar saya sebenarnya tidak begitu peduli dengan keantusiasan saya...
bahkan saat saya sedang antusias, saya tidak sadar...
betapa tidak antusiasnya orang - orang di sekitar saya dengan keantusiasan saya.

seperti barusan...

Wednesday, October 10, 2012

penting


Saya lagi ada di Medan nih. Penting? Penting banget! Kenapa? Karena buat saya Medan adalah tempat berpergian terjauh ke dua setelah Balikpapan.

Baru beberapa jam saya di sini. Tadi mendarat around jam setengah satu, dari bandara langsung cus ke venue. Sampek di venue langsung chit chat sama beberapa kru, makan, then cus ke radio buat promo. Di jalan saya sempet tidur saking ngantuknya, Cuma beberapa menit tapi lumayan banget sist. Wasyukurilah.

Yang saya tangkap pertama kali dari kota ini adalah para drivers mobil dan riders motor yang saat memacu kendaraan mereka kayak orang lagi kebelet eek, ngebut! Selama beberapa jam di sini, saya belum pernah liat orang naik motor selow kaya di pulow atau nyetir mobil santai kayak di pantai. Semuanyak was wes was wes, kayak yang saya bilang, kebelet.

Hal lain yang sangat easily noticed adalah rumah – rumah di sini. Gede – gedenyaaaaa mintak ampun! Dan ituk nggak cuman satu dua, tapi buanyak banget. Hihi yang saya pikirin, itu kan males banget nyapu ama ngepelnya rumah segede gitu. Kecuali dia punya menantu 16. Ieeeeew.

It seems such nothing’s really special for people, but I make it special. Maksudnya, hal – hal yang saya lakukan, yang mungkin buat orang biasa aja, buat saya itu sangat berharga. Jutaan orang di luar sana berkali – kali bolak balik ke Medan, misalnya, and that sounds really ordinary. But for me this is special. Ada ratusan juta orang diluar sana yang melakukan hal – hal sangat hebat untuk mereka bahkan untuk dunia, tapi dengan peraihan saya yang hanya sekecil ini, saya tetap menganggapnya spesial.

Saya hargai setiap hal yang dianugerahkan kepada saya, oleh Tuhan lewat sesama maupun lewat diri saya sendiri.  Saya nikmati setiap detiknya, setiap menitnya. Karena memang itu yang ingin saya lakukan, menghargai diri sendiri agar bisa belajar menjadi lebih pintar untuk menghargai orang lain.

Kayaknya sih gitu. Kayaknya loh ya.

Saturday, October 06, 2012

lagu



saya adalah orang yang hobi mengagumi lagu - lagu yang saya dengar. kadang suka pengen teriak - teriak sendiri saat denger lagu yang luar biasa bagusnya (menurut saya). gregetan!

saya suka heran, kenapa musisi - musisi itu bisa bikin lagu sebagus itu. apa yang mereka pikirkan? kekuatan apa yang mereka punya kok bisa - bisanya bikin lagu sebagus dan seenak itu? sukak kesel deh! #salahfokus

ada beberapa sebab saya jadi mendengarkan lagu. yang pertama nggak sengaja denger. sebagai seorang penyiar mau nggak mau hampir setiap hari saya dijejelin macem - macem lagu. yang kedua, karena saya diperintahkan buat bisa menyanyikan lagu itu untuk sebuah kepentingan *mbulet*, bahasa prancisnya 'ngulik'. yang ke tiga karena rekomendasi siapapun, menurut mereka ada lagu yang bagus dan layak di dengar, lalu saya coba mendengarkan, dan mencoba membuktikan. yang lainnya adalah mengikuti dengan tidak sengaja orang - orang yang sedang mendengarkan lagu (di sekitar saya).

bukan memahami lirik yang saya lakukan saat pertama mendengar sebuah lagu, tetapi nada. pertama vokal, lalu satu demi satu saya dengarkan nada yang dihasilkan tiap - tiap instrumentnya. lalu setelah itu saya bakal terkagum - kagum campur terheran - heran, kok bisa - bisanya mereka bikin bunyi gitar seperti ini, bikin ketukan drum seperti itu, bikin harmonisasi dan aransemen seperti anu. musisi - musisi gila!

nada, itu kekuatan utamanya, kemudian lyrics make it complete! *kalo saya sih

apapun sebabnya, gimanapun caranya, saya akan tetap menjadi seorang pecandu lagu. selamanya.