Saya lagi ada di Medan nih. Penting? Penting banget! Kenapa? Karena buat
saya Medan adalah tempat berpergian terjauh ke dua setelah Balikpapan.
Baru beberapa jam saya di sini. Tadi mendarat around jam setengah satu,
dari bandara langsung cus ke venue. Sampek di venue langsung chit chat sama
beberapa kru, makan, then cus ke radio buat promo. Di jalan saya sempet tidur
saking ngantuknya, Cuma beberapa menit tapi lumayan banget sist. Wasyukurilah.
Yang saya tangkap pertama kali dari kota ini adalah para drivers mobil dan
riders motor yang saat memacu kendaraan mereka kayak orang lagi kebelet eek,
ngebut! Selama beberapa jam di sini, saya belum pernah liat orang naik motor
selow kaya di pulow atau nyetir mobil santai kayak di pantai. Semuanyak was wes
was wes, kayak yang saya bilang, kebelet.
Hal lain yang sangat easily noticed adalah rumah – rumah di sini. Gede –
gedenyaaaaa mintak ampun! Dan ituk nggak cuman satu dua, tapi buanyak banget. Hihi
yang saya pikirin, itu kan males banget nyapu ama ngepelnya rumah segede gitu.
Kecuali dia punya menantu 16. Ieeeeew.
It seems such nothing’s really special for people, but I make it special.
Maksudnya, hal – hal yang saya lakukan, yang mungkin buat orang biasa aja, buat
saya itu sangat berharga. Jutaan orang di luar sana berkali – kali bolak balik
ke Medan, misalnya, and that sounds really ordinary. But for me this is
special. Ada ratusan juta orang diluar sana yang melakukan hal – hal sangat
hebat untuk mereka bahkan untuk dunia, tapi dengan peraihan saya yang hanya
sekecil ini, saya tetap menganggapnya spesial.
Saya hargai setiap hal yang dianugerahkan kepada saya, oleh Tuhan lewat
sesama maupun lewat diri saya sendiri. Saya nikmati setiap detiknya, setiap menitnya.
Karena memang itu yang ingin saya lakukan, menghargai diri sendiri agar bisa
belajar menjadi lebih pintar untuk menghargai orang lain.
Kayaknya sih gitu. Kayaknya loh ya.
No comments:
Post a Comment