Saturday, November 10, 2012

dicolek Tuhan




Saya habis kecelakaan, sekitar 12 hari yang lalu. Kecelakaan kecil, kalau dibandingkan dengan kecelakaan – kecelakaan heboh lainnya. Dan memang sebenarnya kecelakaan kecil buat saya, karena sampai sekarang saya masih bernafas dengan sangat nyaman. Terima kasih Tuhan...

Hanya kejadian beberapa menit saja, saya naik motor, tabrakan sama taksi, lalu saya koprol di atasnya. Nggak ada patah tulang, nggak ada retak, nggak ada luka berarti, hanya sedikit memar di kaki. Itu saja.

Dan dari ‘itu saja’ itulah saya menyadari banyak hal. Dan di hari ke – 11 ini saya benar – benar masih sangat terkesan dengan skenario Tuhan. Kecelakaan itu memang sudah seharusnya terjadi, biar saya lebih bisa ‘melihat’ dengan lebih jelas, diri saya sendiri, orang  lain, dan kebesaranNya.

Hal buruk apa yang saya dapatkan? Trauma ringan, ada lah sedikit. Rasa sakit di badan, pasti lah, tapi toh nafas masih lancar – lancar aja kok.

Dan hal baik apa yang saya dapatkan? Buanyak!

Saya masih diberi kesempatan hidup. Karena yang bener – bener terjadi ketika saya tersungkur di aspal dan nggak bisa nafas adalah, saya pikir saya akan bener – bener mati.

Saya ditunjukkan oleh Tuhan, orang – orang yang menyayangi saya.

Saya lebih dikuatkan secara fisik dan mental. Bahwa dengan penuh rasa sakit saya masih bisa berjalan normal seperti orang – orang, bukankah itu tandanya saya diberi kekuatan lebih?

Saya diberikan kesempatan untuk istirahat, walaupun tanpa saya minta.

Saya diberikan  teman – teman baru, supir taksi yang menabrak saya, teman dari teman saya yang menjenguk saya, dan lainnya.

Saya ditunjukkan oleh Tuhan bahwa ikhlas itu memang tidak mudah dan tidak kilat, tapi saya bisa kalau saya mau ikhlas untuk jadi orang yang ikhlas. Kehilangan sesuatu yang bahkan belum saya miliki, atau hal itu bahkan bukan milik saya.

Saya ditunjukkan kesalahn – kesalahan saya, yang selama ini mungkin Tuhan nunggu saya untuk sadar sendiri (tapi nggak nyadar – nyadar jugak rupanya) yang sampai akhirnya Dia turun tangan sendiri buat nyolek saya (macam fesbuk pake colek – colekan segalak)

Rasa syukur yang luar biasa, dan banyak hal lainnya.

Yang namanya pembelajaran (mungkin) jarang yang enak. Apalagi kalau kita nggak bisa menikmatinya, dan nggak sadar bahwa kita sedang dibelajari. Saya sendiri kepengennya jadi manusia yang tanpa zat nggrundel, ngeluh, misuh, dan lusuh
*happasih*. Ini lagi berusaha, pasti laaaah bisa. Percaya aja.

#eaa

No comments: