Wednesday, July 21, 2010

sayap kupu - kupu mati

(copasted from my article at http://ngerumpi.com/baca/2009/11/06/sayap-kupu-kupu-mati)



"...namun kenapa justru aku memulainya saat semua perlahan - lahan harus berakhir?

Hari - hari terakhir, aku menyebutnya begitu. Aku bukannya semakin kuat. Tapi malah jadi semakin rapuh seperti sayap kupu - kupu mati. Sesak yang aku rasa sampai ke punggung, sampai sakit tapi aku tidak bisa bereaksi.


Makanya kemarin aku minta kamu tampar aku. Karena aku memang ingin ditampar. Karena pasti sakitnya pipiku gak seberapa besar dibanding sesaknya hati, pikiran, dan tubuhku.

...lagi ngapain kamu yang..."

Kemudian pria caci makian itu beranjak dari meja tulisnya, meringkuk di sudut kamar, menikmati setiap denyut sakit di hati, otak, dan tubuhnya. Ia menyesal pernah sekali dalam hidupnya merasakan bahagia. Ia menyulut rokoknya, meraih kebahagiaan seperti ia menggenggam asap barang laknat tak berharga..

30 menit kemudian tercium bau daging asap busuk. menyengat sekali.

ternyata ia tak kuat menahan sakitnya.

No comments: